Agen Casino - Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI) Narendra Wicaksono mengatakan, salah satu kendala besar bagi banyak game developer di Indonesia adalah soal pendanaan. Dengan adanya pendanaan yang lebih besar, maka bukan suatu hal yang mustahil tercipta game yang mumpuni.
Sehingga, dia mengapresiasi langkah pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) memberikan pendanaan bagi game developer. Pemerintah melalui program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) memberikan bantuan pendanaan senilai total Rp 10,8 miliar yang akan diberikan untuk setiap pelaku usaha sebesar Rp 200 juta di dua sektor usaha, yakni kuliner serta aplikasi digital dan game developer.
Sejauh ini, kata dia, soal pendanaan dalam pembuatan game dilakukan secara mandiri oleh masing-masing developer. Sementara, akses untuk ke dunia perbankan bagi mereka tak mudah. Pasalnya, apa yang dibuat oleh game developer biasanya bentuknya intangible. Sehingga sulit untuk mendapaatkan pendanaan umum seperti dari bank.
“Besar harapan kami dari AGI pendanaan ini dapat dimaksimalkan oleh teman-teman game developer untuk mengembangkan karya yang bisa mengharumkan Indonesia di kancah nasional dan internasional. Dalam kesempatan ini juga saya ingin memberikan apresiasi yang sangat tinggi juga untuk Bekraf yang telah meluncurkan program BIP.
Terpisah, menurut Sekjen AGI, Arief Widhiyasa, industri game merupakan industri yang menantang, terutama soal pendanaan. Masalahnya, jangankan perbankan untuk mengucurkan pendanaan ke game developer, venture capital (VC) pun pikir-pikir untuk mendanai industri game ini.
Hal ini tak lepas dari ketidakpastian game yang dibuat oleh developer bakal mencuri perhatian. Dia menyontohkan, misalnya saja dalam satu perusahaan membuat sepuluh game, namun tak semuanya bakal naik daun. Bisa saja, sembilan dari sepuluh game itu tak laris di pasaran. Artinya, hanya satu game saja yang sukses. Agen Kasino
“Game industri cukup menantang juga, karena interest VC terhadap gama industry dibanding e-commerce atau bidang-bidang tech industry lainnya masih lebih kecil. Ini karena produk game itu juga hit driven. Sedangkan VC juga mengincar business yang hit dari misalnya 10 investasinya, sehingga kalau invest di company yang hit-driven, tentunya resikonya makin besar,” jelasnya.
Founder dari Agate Studio itu juga mengatakan, biaya untuk pembuatan game sendiri pun berbeda-beda, sulit untuk dibuat rata-rata. Investasi yang dikeluarkannya itu, tergantung dari seberapa besar size game yang diciptakan.
No Telp : +855 969742598
FB : fb.com/cahayakasino
Pin BB : D86BC37A
We Chat : cahaya_kasino
WA : +855 969742598
Livechat : www.cahayakasino.com
IG : Cahayakasino
Sehingga, dia mengapresiasi langkah pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf) memberikan pendanaan bagi game developer. Pemerintah melalui program Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) memberikan bantuan pendanaan senilai total Rp 10,8 miliar yang akan diberikan untuk setiap pelaku usaha sebesar Rp 200 juta di dua sektor usaha, yakni kuliner serta aplikasi digital dan game developer.
Sejauh ini, kata dia, soal pendanaan dalam pembuatan game dilakukan secara mandiri oleh masing-masing developer. Sementara, akses untuk ke dunia perbankan bagi mereka tak mudah. Pasalnya, apa yang dibuat oleh game developer biasanya bentuknya intangible. Sehingga sulit untuk mendapaatkan pendanaan umum seperti dari bank.
“Besar harapan kami dari AGI pendanaan ini dapat dimaksimalkan oleh teman-teman game developer untuk mengembangkan karya yang bisa mengharumkan Indonesia di kancah nasional dan internasional. Dalam kesempatan ini juga saya ingin memberikan apresiasi yang sangat tinggi juga untuk Bekraf yang telah meluncurkan program BIP.
Terpisah, menurut Sekjen AGI, Arief Widhiyasa, industri game merupakan industri yang menantang, terutama soal pendanaan. Masalahnya, jangankan perbankan untuk mengucurkan pendanaan ke game developer, venture capital (VC) pun pikir-pikir untuk mendanai industri game ini.
Hal ini tak lepas dari ketidakpastian game yang dibuat oleh developer bakal mencuri perhatian. Dia menyontohkan, misalnya saja dalam satu perusahaan membuat sepuluh game, namun tak semuanya bakal naik daun. Bisa saja, sembilan dari sepuluh game itu tak laris di pasaran. Artinya, hanya satu game saja yang sukses. Agen Kasino
“Game industri cukup menantang juga, karena interest VC terhadap gama industry dibanding e-commerce atau bidang-bidang tech industry lainnya masih lebih kecil. Ini karena produk game itu juga hit driven. Sedangkan VC juga mengincar business yang hit dari misalnya 10 investasinya, sehingga kalau invest di company yang hit-driven, tentunya resikonya makin besar,” jelasnya.
Founder dari Agate Studio itu juga mengatakan, biaya untuk pembuatan game sendiri pun berbeda-beda, sulit untuk dibuat rata-rata. Investasi yang dikeluarkannya itu, tergantung dari seberapa besar size game yang diciptakan.
Cahayakasino.com Agen Casino Online Dan Bandar Casino Terpercaya
Hubungi kami sekarang juga di :No Telp : +855 969742598
FB : fb.com/cahayakasino
Pin BB : D86BC37A
We Chat : cahaya_kasino
WA : +855 969742598
Livechat : www.cahayakasino.com
IG : Cahayakasino
0 komentar:
Posting Komentar