Agen Casino - Banyuwangi dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang potensi maritimnya cukup besar. Selain dikenal sebagai wilayah penghasil ikan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga punya program 100 ribu kolam ikan yang dikembangkan di pekarangan -pekarangan warga.
Konsep tersebut mengundang ketertarikan 10 praktisi perikanan di Belanda yang berasal dari berbagai profesi dan disiplin ilmu. Seperti akademisi, banker, pelaku usaha, petani, pengusaha cold storage, eksportir dan pengusaha di sektor pengolahan atau off farm.
Mereka tiba di Banyuwangi diterima Asisten Pembangunan dan Kesra, Agus Siswanto didampingi Kepala Dinas Perikanan dan Pangan, Hary Cahyo Purnomo di Lounge Pelayanan Publik Pemkab Banyuwangi.
Asisten Pembangunan dan Kesra Agus Siswanto saat menemui rombongan mengatakan, Pemkab Banyuwangi memang terus mendorong warganya agar memiliki kolam-kolam ikan di pekarangannya. "Jadi warga tak sepenuhnya bergantung pada ikan dari hasil laut, melainkan juga bisa memanfaatkan dari pekarangannya masing-masing. Nah, ini akan sangat mendukung kehidupan perekonomian masyarakat," kata Agus.
Bettina Cavenagh, salah satu praktisi perikanan dari Larive International mengatakan, dia bersama ke-9 rekannya khusus belajar ke Banyuwangi terkait perikanan budidaya (aquaculture). "Kami difasilitasi Kedutaan Besar Belanda di Indonesia untuk belajar tentang potensi perikanan di Indonesia. Di Banyuwangi, kami belajar tentang aquaculture. Kami dengar Banyuwangi punya potensi perikanan budidaya, khususnya lele, nila dan udang yang prospeknya luar biasa bagus," kata Cavenagh yang mengaku senang datang ke Banyuwangi.
Menurut Cavenagh, negaranya sangat ingin mengembangkan potensi perikanan air tawar. Sebab di Belanda lautnya tidak begitu besar. "Ada kemungkinan kami akan melakukan partnership di bidang growing industry aquaculture. Karena itu tujuan kami kemari ingin melihat dari dekat dulu, bagaimana program aquaculture di Banyuwangi ini berjalan," ujarnya. Agen Kasino
Cavenagh dan rekan-rekannya kemudian diajak untuk melihat potensi perikanan budidaya Banyuwangi. Yakni budidaya udang windu di tambak Bomo; budidaya lele di kolam milik Mislan, Kelompok Karya Mina Lele di Desa Kedungrejo, Muncar; dan budidaya nila milik Kelompok Kawang Rona Timur, Desa Wringinputih, Muncar. Selain itu mereka juga berkesempatan mengunjungi coldstorage Istana Cipta Sejahtera, di Desa Labanasem, Kecamatan Kabat.
Rombongan ini berada di Indonesia selama 5 hari. Banyuwangi adalah destinasi ketiga yang dituju setelah sebelumnya berkunjung ke Purwakarta dan Jakarta, dan dilanjutkan ke Surabaya.
Untuk diketahui, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azar Anas memang mendorong pengembangan perikanan budidaya oleh masyarakat. Pengembangan program ini memanfaatkan potensi sumber daya air yang melimpah di Banyuwangi. Anas pun mencanangkan gerakan 100 ribu kolam, setelah sebelumnya telah sukses dengan program 10 ribu kolam.
Beberapa kecamatan di Banyuwangi memiliki sumber daya air yang melimpah seperti Kecamatan Glenmore, Kalibaru, Sempu, Songgon, Glagah, dan Licin. Wilayah ini menjadi lokasi yang potensial bagi pengembangan program 100 ribu kolam.
Anas juga mendorong 100 ribu kolam melalui program Mina Tani, yakni usaha budidaya perikanan yang dilakukan bersamaan dengan pertanian. Mina tani memanfaatkan genangan air sawah yang tengah ditanami tanaman pangan sebagai kolam untuk budidaya ikan air tawar. Misalnya saja mina padi, dan mina naga.
Ini sebagai salah satu cara mengatasi overfishing dan memberi penghasilan baru bagi nelayan. Kuncinya adalah kualitas lingkungan yang terjaga. Karena itu nelayan terus didorong untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
No Telp : +855 969742598
FB : fb.com/cahayakasino
Pin BB : D86BC37A
We Chat : cahaya_kasino
WA : +855 969742598
Livechat : www.cahayakasino.com
Konsep tersebut mengundang ketertarikan 10 praktisi perikanan di Belanda yang berasal dari berbagai profesi dan disiplin ilmu. Seperti akademisi, banker, pelaku usaha, petani, pengusaha cold storage, eksportir dan pengusaha di sektor pengolahan atau off farm.
Mereka tiba di Banyuwangi diterima Asisten Pembangunan dan Kesra, Agus Siswanto didampingi Kepala Dinas Perikanan dan Pangan, Hary Cahyo Purnomo di Lounge Pelayanan Publik Pemkab Banyuwangi.
Asisten Pembangunan dan Kesra Agus Siswanto saat menemui rombongan mengatakan, Pemkab Banyuwangi memang terus mendorong warganya agar memiliki kolam-kolam ikan di pekarangannya. "Jadi warga tak sepenuhnya bergantung pada ikan dari hasil laut, melainkan juga bisa memanfaatkan dari pekarangannya masing-masing. Nah, ini akan sangat mendukung kehidupan perekonomian masyarakat," kata Agus.
Bettina Cavenagh, salah satu praktisi perikanan dari Larive International mengatakan, dia bersama ke-9 rekannya khusus belajar ke Banyuwangi terkait perikanan budidaya (aquaculture). "Kami difasilitasi Kedutaan Besar Belanda di Indonesia untuk belajar tentang potensi perikanan di Indonesia. Di Banyuwangi, kami belajar tentang aquaculture. Kami dengar Banyuwangi punya potensi perikanan budidaya, khususnya lele, nila dan udang yang prospeknya luar biasa bagus," kata Cavenagh yang mengaku senang datang ke Banyuwangi.
Menurut Cavenagh, negaranya sangat ingin mengembangkan potensi perikanan air tawar. Sebab di Belanda lautnya tidak begitu besar. "Ada kemungkinan kami akan melakukan partnership di bidang growing industry aquaculture. Karena itu tujuan kami kemari ingin melihat dari dekat dulu, bagaimana program aquaculture di Banyuwangi ini berjalan," ujarnya. Agen Kasino
Cavenagh dan rekan-rekannya kemudian diajak untuk melihat potensi perikanan budidaya Banyuwangi. Yakni budidaya udang windu di tambak Bomo; budidaya lele di kolam milik Mislan, Kelompok Karya Mina Lele di Desa Kedungrejo, Muncar; dan budidaya nila milik Kelompok Kawang Rona Timur, Desa Wringinputih, Muncar. Selain itu mereka juga berkesempatan mengunjungi coldstorage Istana Cipta Sejahtera, di Desa Labanasem, Kecamatan Kabat.
Rombongan ini berada di Indonesia selama 5 hari. Banyuwangi adalah destinasi ketiga yang dituju setelah sebelumnya berkunjung ke Purwakarta dan Jakarta, dan dilanjutkan ke Surabaya.
Untuk diketahui, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azar Anas memang mendorong pengembangan perikanan budidaya oleh masyarakat. Pengembangan program ini memanfaatkan potensi sumber daya air yang melimpah di Banyuwangi. Anas pun mencanangkan gerakan 100 ribu kolam, setelah sebelumnya telah sukses dengan program 10 ribu kolam.
Beberapa kecamatan di Banyuwangi memiliki sumber daya air yang melimpah seperti Kecamatan Glenmore, Kalibaru, Sempu, Songgon, Glagah, dan Licin. Wilayah ini menjadi lokasi yang potensial bagi pengembangan program 100 ribu kolam.
Anas juga mendorong 100 ribu kolam melalui program Mina Tani, yakni usaha budidaya perikanan yang dilakukan bersamaan dengan pertanian. Mina tani memanfaatkan genangan air sawah yang tengah ditanami tanaman pangan sebagai kolam untuk budidaya ikan air tawar. Misalnya saja mina padi, dan mina naga.
Ini sebagai salah satu cara mengatasi overfishing dan memberi penghasilan baru bagi nelayan. Kuncinya adalah kualitas lingkungan yang terjaga. Karena itu nelayan terus didorong untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Cahayakasino.com Agen Casino Online Dan Bandar Casino Terpercaya
Hubungi kami sekarang juga di :No Telp : +855 969742598
FB : fb.com/cahayakasino
Pin BB : D86BC37A
We Chat : cahaya_kasino
WA : +855 969742598
Livechat : www.cahayakasino.com
0 komentar:
Posting Komentar