Agen Casino - Aroma kopi tubruk yang pekat menggelorakan semangat Soekarno muda di Bandung. Di kemudian hari, rasa sedap kopi menemaninya untuk egaliter sebagai penyambung lindah rakyat.
Bandung, akhir Juni 1921. Kota indah dengan benih-benih nasionalisme yang mulai bersemi. Soekarno muda tiba dari Surabaya. Datang untuk menjadi mahasiswa di Technische Hoogeschool te Bandoeng.
Tapi dunia pergerakan lebih menarik minat Soekarno muda daripada teori di bangku kuliah. Dengan cepat dia menjadi salah satu orator handal yang dikenal karena pidato-pidato yang membakar soal kebangsaan.
Di Bandung pula Soekarno menemukan gairah dan cinta pada ibu kosnya sendiri, Inggit Garnasih. Kedewasaan Inggit membuat pemuda Soekarno merasa terayomi. Mereka menjalin asmara. Lupa kalau Soekarno sudah beristrikan Oetari dan Inggit sudah bersuamikan Sanusi.
Cinta menemukan jalannya, Soekarno menikahi Inggit yang lebih tua 13 tahun. Saat itu Soekarno baru berusia 20 tahun sementara Inggit 33 tahun. Dengan setia Inggit mendampingi Soekarno. Rumah Inggit di Jalan Ciateul Bandung menjadi pusat pergerakan kaum nasionalis kala itu.
Soekarno organisatoris handal. Tapi dia tak mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga. Maka Inggitlah yang jadi tulang punggung perekonomian dengan berjualan kosmetik. Wanita Sunda yang cantik ini menyediakan makanan, rumah tinggal, bahkan uang saku dan kopi kegemaran Soekarno. Agen Kasino
Inggit segera paham kebiasaan suaminya. Sampai-sampai dia tahu kapan harus menyediakan kopi dan panganan bagi para nasionalis muda itu. Saat debat pada puncaknya. Saat mereka mulai menggebrak meja dan seolah-olah ingin adu tinju. Maka Inggit akan muncul dengan nampan berisi gelas-gelas kopi. Perdebatan para politikus ini berhenti sesaat untuk menikmati secangkir kopi panas. Inggit pun tersenyum lega.
Soekarno sangat menyukai kopi tubruk yang hitam pekat. Tapi menikmati kopi di kedai sambil mengobrol berjam-jam, sebuah kemewahan yang jarang dirasakannya. Sebuah kegembiraan jika seorang kawan yang punya uang lebih mentraktirnya minum kopi dan makan peyeum, makanan khas Bandung yang terbuat dari singkong.
Soekarno lebih sering tak punya uang. Dia tak tertarik mencari uang, dunia politik benar-benar menyita seluruh hasratnya.
No Telp : +855 969742598
FB : fb.com/cahayakasino
Pin BB : D86BC37A
We Chat : cahaya_kasino
WA : +855 969742598
Livechat : www.cahayakasino.com
IG : Cahayakasino
Bandung, akhir Juni 1921. Kota indah dengan benih-benih nasionalisme yang mulai bersemi. Soekarno muda tiba dari Surabaya. Datang untuk menjadi mahasiswa di Technische Hoogeschool te Bandoeng.
Tapi dunia pergerakan lebih menarik minat Soekarno muda daripada teori di bangku kuliah. Dengan cepat dia menjadi salah satu orator handal yang dikenal karena pidato-pidato yang membakar soal kebangsaan.
Di Bandung pula Soekarno menemukan gairah dan cinta pada ibu kosnya sendiri, Inggit Garnasih. Kedewasaan Inggit membuat pemuda Soekarno merasa terayomi. Mereka menjalin asmara. Lupa kalau Soekarno sudah beristrikan Oetari dan Inggit sudah bersuamikan Sanusi.
Cinta menemukan jalannya, Soekarno menikahi Inggit yang lebih tua 13 tahun. Saat itu Soekarno baru berusia 20 tahun sementara Inggit 33 tahun. Dengan setia Inggit mendampingi Soekarno. Rumah Inggit di Jalan Ciateul Bandung menjadi pusat pergerakan kaum nasionalis kala itu.
Soekarno organisatoris handal. Tapi dia tak mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga. Maka Inggitlah yang jadi tulang punggung perekonomian dengan berjualan kosmetik. Wanita Sunda yang cantik ini menyediakan makanan, rumah tinggal, bahkan uang saku dan kopi kegemaran Soekarno. Agen Kasino
Inggit segera paham kebiasaan suaminya. Sampai-sampai dia tahu kapan harus menyediakan kopi dan panganan bagi para nasionalis muda itu. Saat debat pada puncaknya. Saat mereka mulai menggebrak meja dan seolah-olah ingin adu tinju. Maka Inggit akan muncul dengan nampan berisi gelas-gelas kopi. Perdebatan para politikus ini berhenti sesaat untuk menikmati secangkir kopi panas. Inggit pun tersenyum lega.
Soekarno sangat menyukai kopi tubruk yang hitam pekat. Tapi menikmati kopi di kedai sambil mengobrol berjam-jam, sebuah kemewahan yang jarang dirasakannya. Sebuah kegembiraan jika seorang kawan yang punya uang lebih mentraktirnya minum kopi dan makan peyeum, makanan khas Bandung yang terbuat dari singkong.
Soekarno lebih sering tak punya uang. Dia tak tertarik mencari uang, dunia politik benar-benar menyita seluruh hasratnya.
Cahayakasino.com Agen Casino Online Dan Bandar Casino Terpercaya
Hubungi kami sekarang juga di :No Telp : +855 969742598
FB : fb.com/cahayakasino
Pin BB : D86BC37A
We Chat : cahaya_kasino
WA : +855 969742598
Livechat : www.cahayakasino.com
IG : Cahayakasino
0 komentar:
Posting Komentar